Kisah Tentang Masjidil Haram
Masjidil Haram berbentuk persegi dengan Kabah berada di tengah-tengahnya. Masjidil Haram dan Kabah saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tempat ini terkenal sebagai tempat suci umat Islam. Di sinilah pusat ibadah haji dan umroh dilakukan. Muslim dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke tempat ini untuk beribadah seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Asal Mula Masjidil Haram
Nabi Ibrahim membangun Kabah atas perintah Allah SWT. Pemilihan letak Kabah pun atas petunjuk Allah SWT. Bersama anaknya, Nabi Ismail, Nabi Ibrahim membangun Kabah dan masjid di sekitarnya. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwasanya masjid pertama yang dibangun di muka bumi adalah Masjidil Haram.
Berbagai Renovasi Masjidil Haram
Sekitar tahun 692M, renovasi Masjidil Haram masuk pada tahap pembangunan tembok yang mengelilingi Kabah. Berbagai dekorasi juga menghiasi beberapa bagiannya, seperti pada bagian atap dan pilar masjid.
Perluasan Masjidil Haram terus dilakukan dengan banyak perbaikan agar dapat menampung jamaah haji dan umroh yang setiap tahun jumlahnya semakin banyak. Pilar masjid yang semula terbuat dari kayu diganti dengan pilar marmer agar lebih kokoh. Sekitar abad ke-8, didirikan menara masjid yang pertama. Di tahun-tahun selanjutnya, menara masjid ditambah menjadi 4 buah.
Pada zaman Ottoman Turki, sekitar tahun 1658, atap masjid yang semula rata diganti dengan kubah. Pergantian ini dilakukan oleh arsitek kenamaan Turki, Mimar Sinan. Bagian dalam kubah dihiasi dengan kaligrafi yang indah. Sentuhan desain Sinan ini diyakini sebagai cikal bakal arsitektur masjid modern.
Sekitar tahun 1620, Kota Mekah dilanda banjir bandang sehingga Masjidil Haram dan Kabah mengalami kerusakan cukup parah. Perbaikan segera dilakukan agar masjid dan Kabah tetap bisa digunakan untuk berhaji.
Perluasan Masjidil Haram dan penataan kawasannya secara besar-besaran terus berlanjut di zaman kerajaan Arab. Desain awal dari zaman Turki diganti seluruhnya. Beberapa menara baru didirikan dan lantainya diganti dengan marmer. Bukit Safa dan Marwa dibuat menjadi bagian dari bangunan Masjidil Haram. Area terbuka untuk sholat pun ditambah.
Hingga saat ini, proses perluasan Masjidil Haram masih berlangsung. Pembangunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji yang semakin membludak.